Sri Mulyani Jelaskan Alasan Tidak jor-joran Cetak Uang Dan Bagi-Bagikan Ke Masyarakat

Menkeu Sri Mulyani Indrawati. Ilustrasi (Foto: Ricardo/JPNN.com)

IDTODAY.CO – Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati berikan penjelasan terkait alasan pemerintah tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk membantu para pekerja yang menjadi korban PHK.

Sebagaimana maklum, Pandemi virus Corona jenis baru (COVID-19) telah menghantam semua sektor. PHK melonjak, daya beli anjlok, masyarakat butuh bantuan dana segar untuk menyambung hidup.

Bendahara negara itu pun menjelaskan bahwa situasi yang dihadapi Indonesia tidak sesederhana logika masyarakat. Menurutnya, mencetak uang memang bisa saja dilakukan oleh pemerintah. Namun perlu dipikirkan pula supply and demand di pasar. jika tidak dihitung secara cermat bakal ada ancaman inflasi mengintai.

“Artinya kan ini orang menganggap persoalannya karena uang saja, sehingga ekonomi berhenti. Orang yang tadinya kerja, bisa belanja, perusahaan yang produksi barang bisa dapat revenue. Tapi sekarang ini orang di rumah, dia gak belanja, terbatas, sehingga ekonomi berhenti,” ujarnya saat berbincang dengan pimpinan media massa secara virtual, bagaimana dikutip dari Detik.com (24/4/2020).

Namun demikian Sri Mulyani tidak ingin roda ekonomi berhenti berputar. Ia mengibaratkan roda ekonomi sama dengan roda sepeda yang sedang berjalan, apabila berhenti seketika bisa saja menyebabkan jatuh.

“Karena kalau berhenti maka akan ada PHK masif. Makanya kita siapkan bansos, relaksasi, stimulus, dan kebijakan lain. Ini kita coba keroyok sama-sama (dengan lembaga lainnya-red.),” Sambung Menkeu.

Baca Juga:  Jenguk Korban Penganiayaan Anak Pejabat Pajak, Sri Mulyani: Proses Hukum Jalan Terus

Sri Mulyani menambahkan bahwa pemerintah telah melakukan stimulus melalui kebijakan moneter dan fiskal dalam bentuk keringanan pajak ataupun mencetak lebih banyak uang untuk mengapungkan lagi roda ekonomi supaya tetap berputar.

“Istilahnya kita bikin mengapung lagi, nggak tenggelam. Tapi kalau gerojokin terlalu banyak (cetak uang secara masif-red.), tetapi di sisi lain supply side nggak jalan maka yang ada adalah akan terjadi inflasi,” urainya.

“Makanya kita harus melihat secara cermat. Seberapa banyak kita harus gerojokin ekonomi biar tiba-tiba gak malah berbalik jadi inflasi.

Baca Juga:  Rizal Ramli: Masalah Kemenkeu Ada pada SMI yang Tidak Kredibel, Mundur Sajalah...

Jadi aspirasi tetapi kita dengerin, tapi saya dan Bank Indonesia sama-sama kita jagain dan jangan lupa lagi situasi kaya gini jangan malah dianggap kita justru jadi merugikan negara. BI kan juga takut karena mereka juga punya neraca. saya juga punya neraca pemerintah. Jangan sampai jebol salah satu atau dua-duanya.

Jadi kita tetap menjaga dua-duanya, antara sustainabilitas dari fiskal dan ekonominya kita selamatkan. Kita sama-sama mengatur pace dan levelnya,” jelas Sri Mulyani.[Brz]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan