Cadangan Emas Palsu China Jadi Skandal Terbesar Dalam Sejarah

Foto: Harga Emas Meroket di Thailand. IAP/Sakchai Lalit)

IDTODAY.CO – Fakta mencengangkan kembali mengguncang Negeri Tirai Bambu Cina. Kali ini terkait persentase tinggi cadangan emas palsu Cina menjadi yang paling besar dalam sejarah.

Tak tanggung-tanggung, sekitar 4% atau setara 83 ton emas murni yang disimpan perusahaan Wuhan Kingold Jewelry Inc pada Juni disinyalir palsu sebagaimana dikutip dari CNBCIndonesia.com (1/7/2020).

Kingold, merupakan perusahaan yang sahamnya terdaftar di bursa saham Nasdaq di New York, yang bergerak di bidang pemroses emas swasta terbesar di provinsi Hubei, China tengah.

Cadangan emas yang digunakan sebagai jaminan jumlah pinjaman senilai 16 miliar yuan (Rp 32,2 triliun)  atau setara dengan 22% produksi emas tahunan dan 4,2% dari cadangan emas China pada 2019.

Baca Juga:  Media India: Kena Jebakan Utang, Indonesia Bisa Menderita Ketika Ekonomi China Kolaps

Diberitakan sebelumnya, lebih dari 12 lembaga keuangan Cina memberikan pinjaman sebesar  20 miliar yuan (Rp 40,2 triliun) selama 5 tahun terakhir ke Kingold, dengan jaminan berupa emas murni dan polis asuransi untuk menutupi kerugian.

Sayangnya, emas batangan tersebut hanyalah tembaga berlapis emas yang keberadaannya mulai terungkap saat perusahaan Dongguan Trust Co Ltd melakukan likuidasi agunan Kingold untuk menutupi utang yang gagal bayar pada Februari lalu dalam beberapa produk kepercayaan pada akhir 2019.

Pada awal Juni, perusahaan Minsheng Trust, Dongguan Trust, dan kreditor kecil Chang’An Trust telah mengajukan tuntutan hukum terhadap Kingold dan menuntut PI&P P&C untuk menutupi kerugian mereka.

PICC Property and Casualty Company Limited (PICC P&C) merupakan perusahaan asuransi non-jiwa terbesar di China daratan yang didirikan pada tahun 2003.

Sedangkan pihak PI&P PICC belum mau berkomentar terkait masalah tersebut, namun mereka memastikan bahwa kasus tersebut sudah dalam kendali pengadilan sebagaimana dilaporkan oleh media Caixin.

Terkait masalah tersebut, Sumber dari PICC P&C mengatakan bahwa prosedur klaim harus diprakarsai oleh Kingold sebagai pihak tertanggung, bukan lembaga keuangan sebagai penerima manfaat. Akan tetapi, sampai saat ini Kingold belum mengajukan klaim.

Baca Juga:  Presiden Tanzania: Syarat Utang China hanya Bisa Diterima oleh Pria Mabuk

Berdasarkan laporan dari Zero Hedge, ditemukannya fakta ini merupakan cerminan beragamnya penipuan di China, yakni memanfaatkan kroni yang sudah ada sebelumnya dan koneksi dengan pasukan kuat China.

Sebagaimana diketahui, Jia Zhihong, pendiri Kingold, merupakan orang yang mendapatkan legalitas untuk melakukan apapun kehendaknya. Termasuk pula melakukan pemalsuan dan tidak akan ada yang berani mempertanyakannya. 

 Jia Zhihong sendiri merupakan mantan militer yang bisa melakukan intimidasi dan mengendalikan para pemegang saham.[CNBCIndonesia/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan