IDTODAY.CO – Hidayah Islam bisa menghampiri siapapun dengan perantara yang bahkan tidak pernah diduga sebelumnya. Meskipun awalnya membenci Islam, boleh jadi di hari kemudian dia akan menjadi pemeluk Islam yang taat dan bersedia menjalankan semua perintah agama dengan tulus ikhlas.

Hal tersebut sebagaimana dialami oleh salah seorang penggemar sepak bola Inggris yang menjadi pemegang tiket musiman di Nottingham Forest, Ben Bird.

Baca Juga: Heboh Jenderal Ikut Pendidikan Tamtama TNI AL, Ternyata…

Dia memeluk Islam lantaran mengagumi seorang pesepakbola muslim asal Mesir yang memperkuat klub Liverpool di liga primer Inggris. Yups, siapa lagi kalau bukan Muhammad Salah.

Ben Bird mengatakan memeluk Islam lantaran terinspirasi dengan apa yang dilakukan Muhammad salah.

“Mohamed Salah benar-benar menginspirasiku. Aku sendiri adalah pemegang tiket musiman Nottingham Forest. Aku bisa menjadi diriku sendiri karena aku menyatakan keyakinan bahwa aku Muslim. Aku tetaplah diriku, dan itulah yang bisa dipetik dari seorang Mohamed Salah. Saya ingin sekali bertemu dengannya, hanya untuk menjabat tangannya dan mengucapkan ‘Cheers’ atau ‘Syukran’,” kata Bird dalam artikelnya yang dimuat di laman The Guardian, sebagaimana dikutip dari republika.co.id (5/5/21).

Teman-teman Bird awalnya tidak terlalu percaya dia telah menjadi mualaf karena tidak ada yang berbeda dari sebelumnya. Namun, Bird merasa hatinya jauh lebih baik dan terus berupaya melakukan perubahan dalam dirinya, terutama pada hari pertandingan.

“Biasanya ke pub, bertaruh, lalu setelah pertandingan kembali ke pub dan sadar telah kehilangan banyak uang. Sulit bila sudah terbiasa dengan budaya seperti itu dan itu bagian dari sepak bola bagi banyak orang,” tuturnya.

Padahal, dulu Ben Bird menikai Islam sebagai agama dan budaya orang-orang terbelakang. “Mereka tidak terintegrasi dan ingin mengambil alih. Aku selalu memandang Muslim seperti gajah di ruangan dan saat itu aku membenci Muslim,” ucapnya.

Dia juga sempat menyalahkan Islam atas kemalangan yang menimpanya. Dia menemukan sebuah laman website sayap kanan yang kian memperuncing kebenciannya terhadap Islam. Laman tersebut sampai mengiriminya propaganda yang panjang atau semacamnya.

Namun, Bird bukan tipikal orang yang ketika membenci sesuatu kemudian langsung disampaikan. Dia juga tidak pernah menyampaikannya kepada seorang Muslim mana pun tentang pemikirannya saat itu. Hingga akhirnya ia menemukan sesuatu yang mengubah segalanya saat mengenyam pendidikan tinggi untuk studi Timur Tengah di Universitas Leeds.

“Kami harus membuat disertasi dan aku ingin bikin sesuatu yang agak berbeda. Aku juga ingat, guru disleksiaku berkata, ‘bagaimana dengan lagu Mohamed Salah?’,” ucapnya.

“Akhirnya aku mendapat pertanyaan, ‘Mohamed Salah adalah pemberian dari Allah, lantas, apakah penampilan Mohamed Salah menimbulkan percakapan yang berlawanan terhadap Islamofobia di media dan ranah politik?’,” kata Bird menambahkan.

Ben Bird sebagai seorang fans Liverpool sangat terobsesi dengan nyanyian fans Liverpool yang berisi lirik lagu, Dodgy’s hit Good Enough, ada kalimat “Jika dia mencetak beberapa gol lagi, maka saya akan menjadi Muslim juga”. Bagi Bird, kata-kata ini telah merasuk ke dalam lubuk hatinya yang terdalam. “Aku benar-benar mencamkannya dalam hati,” katanya.

Keinginannya untuk mengetahui Islam secara akademis telah mengantarkan dirinya untuk melakukan studi di Timur Tengah.

Baca Juga: Biadab, Tentara Zionis Bidik Kameramen Pakai Laras Panjang Karena Rekam Kebrutalan Mereka

“Universitas memberiku kesempatan bertemu banyak mahasiswa dari Arab Saudi. Awalnya, aku pikir mereka orang jahat yang membawa pedang, tetapi mereka adalah orang-orang terbaik yang pernah aku temui. Konsepsi yang aku miliki tentang negara-negara Arab benar-benar hilang,” ungkapnya.

“Mohamed Salah adalah Muslim pertama yang bisa aku kenal. Begitulah cara dia menjalani hidupnya, cara dia berbicara kepada orang lain. Suatu kali dia berfoto dengan seorang penggemar Liverpool yang menderita patah hidung karena mengejarnya. Aku tahu beberapa pesepak bola lain akan melakukan itu, tetapi Anda mengharapkannya sekarang dari Salah,” kata Bird.

Bird mewawancarai mahasiswa Mesir soal ‘Mohamed Salah, Anugerah dari Allah’ untuk keperluan penelitiannya. Mahasiswa Mesir itu kemudian bicara panjang lebar tentang Salah selama berjam-jam dan berbagai hal luar biasa yang telah dilakukan untuk negaranya. Bahkan, ada satu juta orang Mesir yang merusak surat suara mereka dan memilih Salah menjadi presiden pada tahun lalu.

“Salah satu orang Mesir yang kuajak bicara mengatakan, Salah mencakup seperti apa Muslim itu. Dia percaya Salah membuat orang-orang kembali mencintai Muslim,” kata Bird.

Bird sempat berpikir, Salah mencetak gol karena iman. Ketika dia memenangkan Liga Champions, itu adalah kemenangan bagi Islam. “Setelah mencetak gol, Salah sujud dan memperlihatkan simbol yang sangat Islami kepada dunia. Berapa banyak orang yang menonton Liga Inggris setiap pekan? Jutaan secara global!” ucapnya.

“Salah menunjukkan kepadaku bahwa aku bisa menjadi normal dan Muslim. Aku bisa menjadi diri sendiri. Dia pemain hebat dan dihormati oleh komunitas sepak bola dan politik, agama, dan bagi saya itulah yang bisa dilakukan sepak bola,” paparnya.

“Ketika orang membaca Alquran, atau membaca tentang Islam, mereka melihat sesuatu yang berbeda yang tidak selalu digambarkan di media. Aku baru mengenal komunitas Islam dan masih belajar. Memang susah dan ini adalah perubahan gaya hidup,” katanya menjelaskan.

Saat ini, Bird mengaku sangat menyesal dengan sikapnya yang pernah membenci Islam sebelum mengenal Islam secara benar.

“Sejujurnya, aku memukul sosok diriku yang dulu dan berkata, ‘Hei, berani-beraninya berpikir seperti itu. Kamu perlu berbicara dengan orang lain dan harus berkata bahwa kita hidup dalam masyarakat multikultural, multiagama, dan multinasional’,” ucapnya.

Bird mengaku sangat marah ketika fans Chelsea tahun lalu menyanyikan olok-olok “Salah is a bomber”. Kemarahan tersebut timbul lantaran telah menganggap semua umat Islam sebagai saudaranya sendiri.

“Sekarang, aku akan berkata kepada anak-anak Muslim, ‘Jangan takut pergi ke pertandingan sepak bola.’ Aku takut dipisahkan dan tidak ingin kehilangan teman karena aku memandang mereka sebagai saudara.” Ucapnya

“Sekarang aku memiliki seperlima dari populasi dunia sebagai saudara laki-laki dan perempuan. Dan, komunitas ini memang harus beragam, ada yang bermain sepak bola, dan pergi ke sepak bola. Sadari bahwa kita berada dalam keadaan ini bersama-sama. Dan juru bicara terbaik untuk itu adalah Mohamed Salah,” pungkasnya.

Baca Juga: Disuruh Putar Balik, Pemudik Wanita Naik Motor Terlihat Menangis

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan