Lari ke AS, Ilmuwan China Beberkan Fakta Covid-19 Dibuat di Lab Militer Partai Komunis

Dr Li Meng Yan, ahli virologi China di Hong Kongs School of Public Health yang melarikan diri ke Amerika Serikat. Foto/Fox News

IDTODAY.CO – Virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 berasal dari laboratorium militer Partai Komunis China. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Dr Li Meng Yan, ilmuwan China terkemuka yang melarikan diri ke Amerika Serikat (AS) beberapa waktu yang lalu.

Li Ming Yan menegaskan bahwavirus itu tidak berasal dari pasar basah di Wuhan seperti yang dikatakan pemerintah Beijing.

Beberapa waktu lalu, ketika tiba di Amerika Serikat dia membuat heboh lantaran menuding pemerintah China sengaja menutup-nutupi pandemi Covid-19.

Spesialis virologi di Hong Kong’s School of Public Health itu menegaskan bahwa dia “mengetahui” secara jelas virus corona baru diciptakan di laboratorium yang terhubung dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

“Pada waktu itu, saya dengan jelas menilai bahwa virus itu berasal dari laboratorium militer Partai Komunis China.” kata Li Ming Yan dalam wawancara langsung dengan Taiwan News Agency Lude Press sebagaimana dikutip dari Sindonews.com (3/8/2020)

Baca Juga:  AS Indonesia "Dapatkan" Pesawat Angkut Milite MV-22 Block C Osprey

“Pasar basah Wuhan hanya digunakan sebagai umpan,” imbuhnya.

Li Ming mengatakan bahwa dia diabaikan dan dianggap tidak serius oleh atasannya ketika melaporkan perihal dugaannya tersebut.

Sejak saat itulah, dia mengaku tidak mungkin lagi membawa laporannya ke tingkat tinggi partai komunis China.

“Saya tahu bahwa begitu saya berbicara, saya bisa menghilang kapan saja, sama seperti semua pemrotes yang berani di Hong Kong,” ujarnya.

“Saya bisa menghilang kapan saja. Bahkan nama saya tidak akan ada lagi.” jelasnya

Dia mengklaim bahwa itu adalah tanggung jawabnya untuk mengeluarkan informasi sebelum “menghilang”.

Dr Yan mengaku bahwa dia sangat memahami segala hal yang ada di pemerintah Cina di bawah rezim partai komunis karena dia dari dulu dibesarkan dan dididik di bawah kendali penuh mereka.

Baca Juga:  Jokowi Sebut 7 Bulan RI Membuktikan Mampu Mengatasi Masalah Corona

Terkait hal itu, Ahli virologi ini berjanji bahwa dia akan terus mengatakan yang sebenarnya tentang rezim Bejing dan pandemi Covid-19 dengan harapan mempercepat pemahaman dunia luar tentang rezim dan membantu orang-orang China untuk menggulingkannya.

Pernyataan berbahaya tersebut disampaikan Li meng Yan ketika sudah berada di AS sejak bulan April setelah melarikan diri dari Hongkong karena khawatir akan keselamatannya.

Awal bulan lalu, dia membeberkan fakta kepada Fox News terkait alasan kepergiannya dikarenakan perlakuan otoritas Cina terhadap pelapor terkait kebenaran virus Corona.

Meng Yan mengklaim dirinya lari ke Amerika untuk menyampaikan kebenaran terkait virus Corona kepada dunia. Dia pun menegaskan termasuk salah satu ilmuwan yang yang mempelajari virus Corona sejak awal penyebarannya.

Dia diduga diminta oleh atasannya di laboratorium rujukan Universitas/WHO, Dr. Leo Poon, untuk melihat cluster aneh kasus mirip SARS yang terjadi di Wuhan pada akhir Desember 2019.

Baca Juga:  "Sulap" AI Jadi Copilot Pesawat Militer, AS: Lompatan Besar Pertahanan Nasional

“Pemerintah China menolak untuk membiarkan para ahli di luar negeri, termasuk yang di Hong Kong, melakukan penelitian di China,” urainya.

“Jadi saya menoleh ke teman-teman saya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.”imbuhnya.

Sejak saat itu, setelah dia mempresentasikan hasil temuannya terkait Corona, atasannya kemudian menyarankan dia untuk melanjutkan penyelidikan namun pada akhirnya dia diinstruksikan untuk “tetap diam dan berhati-hati”.

Terkait pengakuan Dr Li Meng Yan, juru bicara Hong Kong’s School of Public Health menegaskan bahwa Dr Li Meng Yan saat ini bukan lagi karyawan.

“Dr Li Meng Yan tidak lagi menjadi anggota staf universitas,” kata juru bicara kampus tersebut.

“Karena menghormati karyawan kami yang sekarang dan mantan, kami tidak mengungkapkan informasi pribadi tentang dia. Pemahaman Anda sangat dihargai.” pungkas pernyataan mereka.[sindonews/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan