Ditinggal Pergi Putrinya, Bangkrut Hingga Depresi, Pilih Jadi Mualaf Setelah Dibantu Muslim yang Tidak Dikenal

Tammy Jadi Mualaf Setelah Dibantu Muslim yang tak Dikenal. Foto: Muslimah mualaf (ilustrasi)/ Foto: Reuters/Olivia Harris/ca

IDTODAY.CO – Hidayah Islam bisa menghampiri siapapun dengan perantara yang kadang tidak masuk akal sekalipun. Pasalnya, Hidayah Islam merupakan murni biasa Allah dan akan diberikan kepada siapapun yang ditakdirkan nya untuk menjadi pemilik “kunci surga”.

Sebagaimana dialami oleh seseorang dari keluarga miskin yang hidup di lingkungan orang-orang Kristen sejak masih kecil. Dia bernama Tammy Parkin dilahirkan dan dibesarkan di kota kecil New Hampshire, Amerika Serikat.

Baca Juga: Siap-siap, Produsen Rokok Marlboro akan Setop Jualan Di Negara Ini

“Karena gereja akan memasak makanan untuk orang miskin. (Rumah ibadah agama mayoritas) selalu menjadi bagian dari hidup saya,” cerita Tammy seperti dilansir About Islam yang dikutip dari Republika, Rabu (6/5).

Tinggal di kota kecil dengan pengawasan orang tua yang minim, memasuki masa puber adalah waktu yang sulit bagi dirinya. Disebutnya saat itu hidupnya ketika membosankan sebagai remaja dan dia telah membuat pilihan yang buruk.

“Tuhan memberkati saya dengan gadis-gadis cantik ini. Saya telah menempuh jalan yang buruk dan putri saya membutuhkan saya. Jadi saya melangkah maju dan saya mencoba yang terbaik untuk melakukan yang benar menurut mereka,” ujar Tammy.

Tammy adalah merupakan ibu tunggal selalu dituntut bekerja keras untuk menghidupi kedua putrinya. Bahkan, Dia bisa mengerjakan 2 sampai 3 pekerjaan sekaligus semua kebutuhan anaknya.

“Meskipun saya bekerja keras, seringkali kami tidak punya uang ekstra untuk apa pun selain untuk kebutuhan dasar. Itu sulit,” keluh Tammy.

Pasca tragedi 9/11, Tammy menjadi sangat konservatif secara politik. Ia menghabiskan banyak waktu menonton berita FOX dan mendengarkan talk radio. Dari berita-berita yang dikonsumsinya, ia berpikir telah mengetahui segalanya tentang Islam.

“Pada kenyataannya saya belum pernah bertemu seorang Muslim dalam hidup saya tetapi entah bagaimana dengan mendengarkan berita saya pikir saya tahu segalanya,” kata Tammy.

Bahkan, Tammy akan bersikap keras saat ada orang ingin membela Islam, dan merasa yakin dirinya lebih baik dari mereka. Ia mengasumsikan seorang muslim adalah orang Arab. Namun setelah bertahun-tahun, baru menyadari jika dirinya tidak mengetahui apa-apa tentang Islam.

Baca Juga: Berikan Doa, Warganet Menangis Lihat Wujud Makam Syekh Ali Jaber

“Apa yang saya asumsikan adalah seorang Muslim adalah seorang Arab. Satu-satunya gambaran dan opini yang saya miliki adalah apa yang dikatakan dan ditunjukkan Fox News kepada saya,” ungkap Tammy.

Kemudian ketika dua putrinya lulus SMA, mereka memilih meninggalkan rumah seperti remaja Amerika pada umumnya. Menurut Tammy, hal ini berbeda dengan orang Islam, di mana seorang anak akan tinggal bersama orang tuanya hingga menikah. Kondisi ini membuat dirinya kesepian, meski dia memiliki rumah yang cukup besar.

“Di sanalah saya berada di rumah besar ini dan semua yang telah saya kerjakan dan semua yang saya ketahui telah hilang,” kata Tammy.

Puncaknya, Tammy mengalami depresi berat karena harus ditinggalkan kedua putrinya dan seakan Dia tidak memiliki siapa-siapa. Bahkan dia sampai kehilangan pekerjaan 3 harus pergi menuju Florida demi mencari sesuatu yang dirinya sendiri tidak paham.

“Saya menjual semua yang saya miliki, rumah saya, mobil saya, semuanya dan membeli tiket kereta api bersama seorang teman yang jauhnya lebih dari 1000 mil di Florida. Saya pikir ini adalah langkah yang bagus tetapi sebenarnya justru sebaliknya,” lanjutnya.

Akhirnya, Tammy justru harus terdampar di Florida karena kehabisan uang, tanpa keluarga. Kemudian pada saat itu, ia belajar tentang komputer dan internet dan menemukan ruang obrolan keagamaan, termasuk Islam. Dengan ruang obrolan keagamaan itu dia berharap menemukan bimbingan.

“Orang kedua yang saya ajak ngobrol di ruangan ini adalah seorang Muslim. Dan meskipun saya sombong dan marah, dia mendengarkan,” tutur Tammy.

Seorang muslim yang menjadi teman obrolannya tersebut mendengarkan kesulitan yang Tammy hadapi, dan menawarkannya bantuan. Padahal, kata dia, seorang muslim itu tidak mengenalnya sama sekali. Seorang Muslim itu juga mengetahui kalau dirinya tidak dapat segera mengembalikan bantuan itu. Tetapi seorang Muslim tetap mengirimi uang agar dirinya bisa kembali ke keluarganya.

“Saya tidak pantas menerima kebaikan ini. Saya telah memuntahkan beberapa hal jahat tentang Islam dan inilah orang yang mengulurkan tangan yang sangat saya butuhkan,” jelasnya.

Alhasil, kebaikan seorang Muslim yang menjadi teman obrolannya tersebut mengubah jalan hidup dirinya. Bahkan, ketika kembali ke New Hampshire, Tammy merasa lebih ringan, dan hatinya pun berubah. Ia mulai menonton video tentang Islam, khususnya cerita-cerita bertobat.

“Saya menyadari bahwa saya salah tentang apa yang saya pikirkan tentang Islam dan Muslim,” sesal Tammy.

Sebulan kemudian, setelah berbicara dengan teman barunya dan menjelaskan kepadanya bahwa ia sedang belajar tentang Islam. Kemudian dia mengundangnya untuk datang mengunjungi Mesir, tempat asalnya. Sempat ragu karena revolusi sedang berlangsung dan ketidakpastian di ‘Timur Tengah’, akhirnya dia setuju untuk pergi ke Mesir.

“Saya mendapatkan paspor saya dan saya pergi. Mesir tidak seperti yang pernah saya alami,” ucap Tammy.

Pagi hari setelah Tammy tiba di Mesir dia, pertama kali mendengar adzan dan langsung menangis. Ia juga melihat orang-orang berdoa di jalan, di toko, bersama orang lain, di mana pun mereka berada, mereka berdoa dan dia kembali menangis.

Baca Juga: Tetap Berlatih Rutin, Petinju Berhijab Inggris Ungkap Rasanya Jadi Atlet di Bulan Ramadan

“Mereka tidak malu tentang cinta mereka kepada Tuhan. Saya menginginkan itu, saya menginginkan itu dalam hidup saya,” kata Tammy.

Kemudian, dia mengalami peningkatan yang sangat pesat tentang keinginan tahunya terhadap Islam. Dia berusaha membaca semua yang dibutuhkan untuk membangun kembali struktur hidupnya yang amburadul. Dia pun menemukan hal itu melalui salat lima waktu yang diajarkan Islam.

“Saya membutuhkan aturan. Aturan seperti tidak ada alkohol dan tidak ada hubungan dengan pria sebelum menikah,” sambung Tammy.

Tammy menegaskan, alkohol adalah hal yang konstan dalam hidupnya dan tidak sekali pun memberikannya sesuatu yang baik. Serta menjalin hubungan dengan laki-laki sebelum menikah tidak pernah membuatnya bahagia, malah membuatnya kesepian dan merasa tidak cukup baik.

“Satu minggu setelah tiba di Mesir, saya mengucapkan syahadat. Saya harus menjadi seorang Muslim dua pelajaran penting,” tegas Tammy.

Kemudian, Tammy kami mengaku selalu mendapatkan pengawasan dari Allah meskipun berada di tempat gelap sekalipun. Dia pun terkejut dengan perubahan yang terjadi saat ini dan tidak pernah terbayangkan pada 5 tahun sebelumnya.

“Berpeganglah pada harapan, berpeganglah pada Allah, karena sungguh Dia luar biasa, dan Dia akan menarik anda keluar darinya,” terangnya.

Demikian juga, Tammy aku mendapatkan pelajaran penting jangan sering menebar kebaikan kepada siapapun termasuk kepada orang jahat. Menurutnya kebaikan mampu merubah hati orang lain.

Tammy mengakui dirinya sudah kan bisa seperti sekarang ini Apabila di masa lalu tidak ada orang baik yang mau mengulurkan tangan bagi videonya di tengah keterpurukan yang menimpa. Hal itu bola yang menjadikannya memiliki perspektif berbeda tentang Islam yang sebelumnya dicapnya negatif.

“Berikan kebaikan di mana pun Anda bisa. Saat Anda melihat seseorang mengalami hari yang berat, berikan kebaikan. Kebaikan yang Anda berikan bisa mengubah hidup seseorang,” pungkas Tammy.

Baca Juga: Baru Sebulan Jadi Imam Salat, Juhri Ditampar Pria Tak Dikenal Hingga Terpental Waktu Pimpin Sholat Subuh

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan