Gubernur DKI Tak Lanjutkan Pengadaan Toa Peringatan Dini Banjir: This Is Not A System

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai hadiri rapat paripurna di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin (22/6/2020). (Foto: Tribunnews.com/Danang Triatmojo)

IDTODAY.CO – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tidak melanjutkan pengadaan toa sebagai alat peringatan dini banjir. Sebab bagi Anies penggunaan toa bukan merupakan sistem untuk penanganan banjir di Jakarta.

“Ini bukan early warning system, ini toa ini toa, this is not a system,” ujar Anies dalam video yang disiarkan Channel YouTube Pemprov DKI Jakarta, Jumat (7/8). Seperti dikutip dari detik.com (07/08/2020).

Menurut Anies, seharusnya sistem itu memuat tentang informasi yang jelas seputar peringatan dini banjir. Anies meminta jajarannya sistem penanganan banjir di Jakarta harus sudah jadi dalam waktu 2 minggu ini.

“Sistem itu kira-kira begini, kejadian air di Katulampa sekian, keluarlah operasionalnya dari Dishub, kesehatan, MRT, Satpol, seluruhnya itu tahu wilayah mana yang punya resiko. Jadi sebelum kejadian kita sudah siap,” katanya.

“Diskominfotik punya data recordnya, Katulampa tingginya sekian, temponya sekian, Manggarai sekian. Lalu wilayah mana yang kena banjir, itu sudah langsung jadi algoritma. Algoritma itu sudah bisa dipakai memprediksi dan mempersiapkan. Jadi yang terkait pengendalian dampak banjir ini kita keroyokan, ini harus jadi dalam waktu kurang dari 2 minggu,” sambungnya.

Baca Juga:  Anies Baswedan Sebut Prioritas Cetak Lapangan Kerja kepada Kaum Milenial

Saat ini, jelas Anies, hanya ada 15 kelurahan yang menggunakan Toa peringatan dini banjir. Anies menyebut mulanya pengadaan Toa itu berasal dari hibah Jepang. Setelah hibah itu, Pemprov DKI melakukan pembelian Toa untuk pengadaan di kelurahan yang belum terpasang.

“Ini (Toa) adalah cara promosi (Jepang) paling bagus, hibah dulu, habis itu pengadaan dan strategi mereka sukses, lalu kita belanja terus ke Jepang. La, buat apa? Ini kalau untuk kasus immediate, seperti tsunami, boleh. Kalau kita punya musuh perang, ini perlu warning system, ada pesawat perang lewat. Tapi kan tidak, nggak perlu ini semua, jadi jangan diteruskan belanja ini dan ini boleh jadi museum,” katanya.

Anies juga mengatakan bahwa saat ini sudah tidak relevan lagi menggunakan Toa untuk peringatan dini banjir. Menurutnya, dari alat-alat yang sudah ada pun banyak yang tidak berfungsi secara baik.

“Lebih baik early warning system-nya gunakan WhatsApp, masjid, sama tempat yang ada speaker. Toa ini sudah telanjur ada ya sudah, dipakai, tapi tidak usah ditambah. Lalu bangunnya sistem, jangan bangun Toa seperti ini,” tegasnya.[detik/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan