Demonstran Bakar Al-Qur’an, DPR Desak Dubes Swedia dan Norwegia Minta Maaf

Menteri Agama Fachrul Razi (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto (kiri) seusai mengikuti raker bersama Komisi VIII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2/2020). Raker tersebut membahas evaluasi Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Agama, Aspek Anggaran Legislasi, Permasalahan dan Solusinya. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/ama.

IDTODAY.CO – Pembakaran kitab suci Alquran yang dilakukan oleh massa aksi demonstrasi di Swedia dan Norwegia juga mengundang kecaman dari sejumlah umat muslim di Indonesia. Aksi pembakaran Alquran itu disebut sebagai islamophobia yang akut.

Dikutip dari viva.co.id (02/09/2020), menyikapi hal tersebut dan sekaligus untuk menghindari ekses yang lebih besar dan meluas, Ketua Komisi VIII DPR (di antaranya membidangi agama dan sosial) Yandri Susanto mengatakan, Kementerian Agama harus berkomunikasi dengan Duta Besar (Dubes) Swedia dan Norwegia untuk Indonesia. Mengingat Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di Dunia.

Baca Juga:  Bela Puan Maharani, Sekjen DPR Beri Penjelasan Terkait Polemik Mikrofon FPD

Atas insiden yang banyak memancing kemarahan umat Islam di negara mereka sehingga kejadian tersebut tidak memantik permasalahan di Indonesia, kata Yandri, Menteri Agama Fachrul Razi bisa mendorong Duta Besar Swedia dan Norwegia tersebut menyampaikan permintaan maaf.

“Tadi saya sampaikan terbuka Pak Menteri Agama coba komunikasikan dengan Duta Besar Swedia dan Norwegia supaya tidak ada kontraksi sosial di Indonesia karena umat Islamnya besar,” kata Yandri, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 2 September 2020.

Baca Juga:  Penangkapan Gus Nur Tuai Sorotan, Komisi III DPR: Penangkapan Sudah Berdasarkan Bukti yang Jelas

Yandri mengatakan, tidak ada masalah jika memang permintaan maaf itu dilayangkan oleh Dubes Norwegia dan Swedia. Karena warga kedua negara itu membakar Alquran dan dapat memicu kemarahan Muslim yang ada di Indonesia.

“Alangkah baiknya kalau duta besar Norwegia-Swedia minta maaf. Karena itu dilakukan oleh warga negaranya di negara mereka kan,” ujarnya

Yandri mengaku khawatir jika tidak ada permintaan maaf, maka akan memicu aksi demonstrasi di Indonesia yang sasarannya adalah kedutaan Swedia dan Norwegia. Bahkan dia mengaku akan ikut orasi jika memang duta besar negara tersebut tak meminta maaf.

“Jangan sampai nanti demo, kepung kedutaan besar Swedia-Norwegia, bisa terjadi ekses yang tidak-tidak. Tapi kalau mereka tidak minta maaf ya saya setuju mendukung demo itu dilakukan dan saya juga bisa orasi,” ujarnya.[viva/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan