Greenpeace Sebut Isi Pidato Joko Widodo di COP26 Hanya Omong Kosong

Greenpeace sebut isi pidato Presiden Joko Widodo di G20 hanya omong kosong (Tempoco)

IDTODAY.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) di KTT PBB membawakan pidato terkait perubahan iklim (COP26) di Glasgow. Namun, Greenpeace menyebut isi pidato hanya omong kosong.

Greenpeace adalah lembaga swadaya masyarakat yang punya kebijakan tidak menerima donasi dari pemerintah dan perusahaan. Tujuannya adalah menjaga independensi.

Greenpeace dalam pernyataan resminya memandang pidato Presiden Jokowi tidak memperlihatkan komitmen serius dan ambisius yang merupakan inisiatif pemerintah sendiri.

Sebagai anggota G20 yang memegang presidensi G20 di 2022, Indonesia seharusnya bisa menjadi contoh bagi banyak negara berkembang untuk memutus ketergantungan terhadap energi kotor, mewujudkan nol deforestasi, serta tidak bergantung pada dukungan internasional.

Baca Juga:  Bahaya Corona, Jokowi Perintahkan Pangkas APBN-APBD Tak Prioritas

“Sebagai bagian dari 20 ekonomi terbesar di dunia, dan 10 negara pengemisi terbesar, seharusnya Indonesia memimpin dengan komitmen ambisius dan aksi nyata untuk dekarbonisasi ekonominya. Yaitu dengan berkomitmen untuk mencapai karbon netral pada 2050, menghentikan dominasi batubara pada sektor energi, dan tidak menggantungkan diri pada perdagangan karbon yang merupakan solusi palsu terhadap krisis iklim,” kata Kepala Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjuntak dikutip dari detikcom, Rabu, 3 November 2021.

Baca Juga:  Tumben, Ade Armando Ajak Pendukung Kritisi Jokowi

Berikut tanggapan Greenpeace Indonesia terhadap sejumlah pernyataan yang disebutkan oleh Presiden Jokowi melansir detikcom, Rabu, 3 November 2021.

1. Presiden Jokowi menyebutkan, laju deforestasi turun signifikan terendah dalam 20 tahun terakhir

Faktanya, deforestasi di Indonesia justru meningkat dari yang sebelumnya 2,45 juta ha (2003-2011) menjadi 4,8 juta ha (2011-2019). Padahal Indonesia sudah berkomitmen untuk menekan laju deforestasi.

Tren penurunan deforestasi dalam rentang 2019-2021, tidak lepas dari situasi sosial politik dan pandemi yang terjadi di Indonesia sehingga aktivitas pembukaan lahan terhambat.

Faktanya dari tahun 2002-2019, saat ini terdapat deforestasi hampir 1,69 juta hektar dari konsesi HTI dan 2,77 juta hektar kebun sawit. Selama hutan alam tersisa masih dibiarkan di dalam konsesi, deforestasi di masa depan akan tetap tinggi.

Sumber: terkini.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan