Politisi Partai Gerindra Fadli Zon menyetujui pendapat mantan Sekretaris BUMN Muhammad Said Didu yang mengkritik adanya tenaga kerja asing (TKA) China untuk keperluan alih teknologi.

Menurut Fadli, program alih teknologi dengan mendatangkan TKA dari China ini merupakan dalih yang menghina akal sehat.

“Memasukkan TKA China ke Indonesia karena alih teknologi. Sesungguhnya dalih yang menghina akal sehat,” tulis Fadli melalui Twitter-nya pada Senin (1/6/2020).

Sebelumnya, Said Didu juga melontarkan kritik mengenai program alih teknologi untuk keperluan investasi tambang nikel ini.

Baca Juga:  Fadli Zon Kunjungi Kediaman Habib Rizieq Shihab, Bicara Soal Rekonsiliasi-Perjanjian dengan BIN

Said Didu menjelaskan bahwa alih-alih menggunakan tenaga dari luar, Indonesia telah mampu memproduksi nikel dengan tenaga dari dalam negeri sejak tahun 60-an.

“Sedang masif bahwa seakan-akan penting sekali alih teknologi lewat investasi tambang nikel dari China. Sebagai info saja bahwa Indonesia produksi nikel dan baja sejak tahun 60-an dan dilakukan oleh putra-putri Indonesia,” cuit Said Didu seperti yang dikutip Suara.com (1/5/2020).
Cuitan Fadli Zon soal kedatangan TKA China guna program alih teknologi. (Twitter/@fadlizon)
Cuitan Fadli Zon soal kedatangan TKA China guna program alih teknologi. (Twitter/@fadlizon)

Baca Juga:  Luhut Minta TKA Asal China Tidak Dipandang Negatif

Untuk diketahui, sebanyak 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China akan kembali masuk ke Indonesia sekitar akhir Juni atau awal Juli mendatang.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan, kehadiran TKA China adalah untuk mempercepat pembangunan smelter dengan teknologi RKEF dari China.

Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi menjelaskan, teknologi RKEF diklaim bisa membangun secara ekonomis, cepat, dan memiliki standar lingkungan yang baik.

Teknologi itu juga menghasilkan produk hilirisasi nikel yang bisa bersaing di pasar internasional.

Baca Juga:  3 WNA China Diamankan Massa, 2 Orang Punya KTP Indonesia

“Kenapa butuh TKA dimaksud? Karena mereka bagian dari tim konstruksi yang akan mempercepat pembangunan smelter dimaksud. Setelah smelter tersebut jadi, maka TKA tersebut akan kembali ke negara masing-masing. Pada saat operasi, mayoritas tenaga kerja berasal dari lokal,” ungkap Jodi.

Ia memberi contoh di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah, yang saat ini mayoritas sudah beroperasi secara penuh, mempekerjakan 39.500 tenaga kerja lokal dan 5.500 TKA.

Sumber: suara.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan