IDTODAY.CO – Kritik yang dilontarkan Adian Napitupulu terhadap Menteri BUMN, Erick Thohir terkait utang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendapat penafsiran beragam dari berbagai kalangan.

Diantaranya, Anggota Komisi VI DPR, Andre Rosiade. Ia pun menduga kritik tersebut berkaitan dengan calon Komisaris BUMN yang hingga saat ini belum diakomodir Erick Thohir.

“Dikomisi VI kami mendengar rumor, Bung Adian memberikan usulan nama-nama ke Menteri BUMN untuk posisi komisaris. Tapi bukannya ditambah, kawan-kawan Bung Adian malah dicopot seperti di PTPN dan Damri. Tapi ini rumor yang kami dengar, bisa benar atau salah,” jelas Andre, sebagaimana dikutip dari Sindonews.com (15/6/2020).

Lebih lanjut Andre Rosiade menduga, Adian marah yang dilampiaskan dengan mengeluarkan kritik terhadap Erick Thohir.

Baca Juga:  Erick Thohir dan Luhut Diduga Terlibat Bisnis Tes PCR Lewat Perusahaan GSI

“Bisa saja, patut diduga kan. Silakan diklarifikasi saja sama Adian, rumornya Adian minta tambahan,” urai Andre.

Padahal, menurut Andre, secara objektif dalam 8 bulan kabinet Jokowi periode kedua ini bekerja Menteri BUMN Erick Thohir termasuk Menteri yang cukup menonjol kinerjanya

“Sebagai Anggota Komisi VI, saya melihat Erick Thohir serius membenahi BUMN kita. Bung Adian ini bertugas di Komisi I, dia tidak update dengan isu-isu di Komisi VI. Lebih baik Adian fokus pada masalah di Komisinya seperti isu soal Papua yang mencuat belakangan ini,” urai Andre.

Di satu sisi, menurut Andre substansi kritik terhadap Erick Thohir tidak tepat sasaran dan salah alamat. Menurutnya, lebih baik Adian diskusi dengan rekan-rekan partainya di Komisi VI untuk menyuarakan kegelisahannya.

“Tidak tepat membandingkan Utang BUMN sebesar Rp5.600 triliun dengan utang Pemerintah Malaysia yang disebut hanya Rp3.500 triliun,” kata Politikus Partai Gerindra ini.  

“Tidak apple to apple, utang luar negeri sebuah negara lazimnya dihitung berdasarkan rasionya terhadap PDB. Lagipula kenaikan utang BUMN yang signifikan itu terjadi diperiode 2016-2018 bukan era sekarang,” imbuhnya.

Lebih lanjut Andre rosiade menjelaskan secara gamblang terkait kesalahpahaman Adian Napitupulu.

“Dana Talangan hanya sebesar Rp19,65 triliun dari Rp152 triliun atau sekitar 12% dari total dana yang alokasikan. Porsi terbesar 75% justru digunakan untuk membayar hutang pemerintah ke BUMN yang menjalankan penugasan PSO (Public Service Obligation) seperti PLN dan Pertamina, dan sisanya sebesar Rp15,5 triiun dalam bentuk PMN (Penyertaan Modal Negara),” urai Andre

Baca Juga:  Erick Thohir Sebut Indonesia Butuh 17,5 Juta Ahli Digital higga 2035

Lebih jelasnya menurut Andre dana stimulus modal kerja BUMN merupakan pinjaman yang harus dikembalikan utuh plus dengan bunganya.

“Dana talangan digunakan sebagai stimulus modal kerja BUMN dalam jangka pendek terutama kepada BUMN-BUMN yang terdampak Covid-19 dan mengalami tekanan arus kas. Selain itu dana ini digelontorkan sebagai upaya penyelamatan industri strategis, termasuk yang membawa bendera negara,” urainya.[Brz]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan