16 Santri Positif Virus Corona Tanpa Gejala Harus Diisolasi Di Area Pesantren Temboro

Ilustrasi – Suasana di gerbang masuk komplek Trangkil Darussalam Ponpes Al-Fatah, Desa Temboro, Kecamatan Karas, Magetan. Pemkab Magetan melakukan karantina terhadap wilayah Desa Temboro setelah santri dan warga setempat positif COVID-19. (Foto: ANTARA/Louis Rika/ Rz)

IDTODAY.CO – Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Magetan Saif Muchlissun mengatakan terdapat 16 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan positif virus corona.

Menurutnya, para santri tersebut menjalani masa isolasi atau perawatan di komplek ponpes setempat yang disediakan khusus bagi para santri tersebut dan tidak dirawat di rumah sakit karena mereka dalam kondisi sehat atau masuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG).

“Meski dalam kondisi OTG, di ruang isolasi belasan santri tersebut tetap mendapat pengawasan ketat dari petugas medis,” kata Muchlis, sapaan akrab Saif Muchlissun kepada wartawan di Magetan, sebagaimana dikutip dari Suara.com (28/4/2030).

Dari 16 santri yang sedang di lokasi tersebut,  delapan diantaranya merupakan warga negara Malaysia dan satu Thailand. Sedangkan sisanya yang tujuh orang merupakan warga Indonesia, berasal dari daerah Magetan, Lampung, Lombok, Kendari, Makassar, dan Temanggung.

“Isolasi penting dilakukan agar penyebaran virus corona tidak semakin meluas di lingkungan pondok pesantren. Untuk santri asal Malaysia, rencananya akan pulang Senin ini. Tapi karena dinyatakan positif, maka akan dirawat dulu sampai sembuh,” ucap Mucchlis

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Magetan itu menegaskan bahwa Pemkab setempat sudah melakukan tindakan sesuai protokol kesehatan dan sedang mengupayakan untuk memutus mata rantai penyebaran Corona di area pondok pesantren dan wilayah desa temboro.

Baca Juga:  Pemerintah Kota Batam Rencana Terapkan PSBB, Siapkan Dana 54 Miliar

Pada dasarnya para santri tersebut sudah dilakukan tes kesehatan sekedarnya, karena memang alat terapi tes yang tidak tersedia. Dan baru dilakukan rapid test pasca terdapat konfirmasi pemerintah Malaysia terkait 43 santri temboro yang positif Corona, setelah ada bantuan alat dari Pemprov Jawa Timur.

Mucchlis menjelaskan, mobilitas tinggi santri pondok pesantren temboro menjadi pemicu menyebarnya Corona pondok pesantren tersebut. Untuk saat ini, hal tersebut sudah diantisipasi pihak pondok pesantren dengan menolak tamu dari luar dan para santri juga dipulangkan lebih awal.

“Memang “physical distancing” harus dilaksanakan dengan disiplin. Mulai sekarang wajib dan harus melaksanakan imbauan pemerintah,” urainya.

Muchlis mengatakan, tidak hanya pondok pesantren saja yang melakukan karantina wilayah, desa Temboro juga sudah melakukan isolasi.  

Langkah tersebut mengadopsi karantinayang telah dilakukan di Kecamatan Ngariboyo dan Magetan yang terbukti berhasil menurunkan jumlah kasus penyebaran virus corona.

“Saat ini, lalu lintas orang yang masuk Magetan juga diperketat. Pemudik kami minta kembali untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Magetan,” pungkasnya.[Brz]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan