Orang Milenial Ini Jadi Milyarder Gara-Gara Ini Sampai Punya Rumah 2,5 Milyar

Dari Labu Acar, Petani Milenial Punya Rumah Seharga Rp 2,5 M (Foto: Sunandi Mimo)

IDTODAY.CO – Lebih dari satu dasawarsa Dede Koswara memilih bertani sebagai mata pencahariannya. Dari profesi tersebut, Dede bisa mencicipi hidup sejahtera bersama keluarga kecilnya.

Di usia yang terbilang muda, 31 tahun, Dede dikenal sebagai bos labu acar di Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasir Jambu, Bandung, Jawa Barat. Ia merupakan pimpinan dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Regge yang membawahi 2100 anggota.

Dari hasil jerih payahnya, Dede mampu menghadirkan kehidupan yang layak bagi keluarganya, bahkan tergolong mewah. Rumah megah dan mobil kelas premium sudah ia miliki.

Baca Juga: Berikut Ini Prinsip Crash Program

Penghasilan yang diperoleh Dede sebagai petani terbilang besar. Dalam sehari, Dede memasarkan 20-40 ton labu dari hasil panen di lahannya dan labu yang dikumpulkan dari petani di kampungnya. Ia menyebut dari hasil penjualan itu dalam sehari ia bisa mendapatkan omzet Rp 50 juta- Rp 100 juta. Jika diakumulasi, dalam sebulan Dede memperoleh omzet hingga Rp 1,5 miliar karena pengiriman labu nyaris tidak pernah libur.

Baca Juga:  Prihatin Nasib Petani Nigeria, Di Rumah Kelaparan, Di Ladang Terancam Pembunuhan

Dua tahun lalu, Dede membangun rumah impiannya di Desa Cukanggenteng. Sebuah rumah megah dengan pilar besar, serta lantai granit yang berdiri tepat di sisi perkebunan labu miliknya.

Usut punya usut, pembangunan rumah itu memakan biaya nyaris Rp 3 miliar. Dede mencurahkan hasil tabungannya selama bertahun-tahun bertani untuk membangun rumah tersebut.

“Ini baru jadi tahun lalu, 2019. Pindah juga di awal 2020. Ini (lahannya) sekitar 1400 meter. Dulunya buat tambak, pas dibangun diurug. Tapi di bawah itu masih ada sisa kolamnya,” jelas Dede kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Untuk hunian keluarga kecilnya itu, Dede memilih arsitektur bergaya mediterania. Ditandai dengan keberadaan pilar-pilar besar di bagian fasad. Ia bercerita desain rumah tersebut didapatkannya dari hasil berselancar di media sosial dan disempurnakan oleh arsitek.

Baca Juga:  Tidak Perlu Menunggu Lama, Siapkan Nomor KTP untuk Mengecek BLT UMKM

“Konsepnya saya lihat-lihat di Instagram, terus dirapihin lagi sama arsiteknya,” kata Dede.

Bagian belakang rumah tersebut menjadi pusat aktivitas pengemasan dan bongkar muat labu dan sayur-sayuran lain dari hasil panen Dede dan petani lain di desanya. Setiap pagi hingga sore rumah tersebut ramai oleh hiruk pikuk para pekerja.

Selain berhasil membangun sebuah rumah mewah, Dede juga memboyong Toyota Alphard untuk kendaraan keluarga. Mobil lansiran tahun 2003 itu dipilih Dede karena nyaman untuk bepergian bersama keluarga.

Baca Juga: Serupa Anak Durhaka yang Dikutuk, Bayi Ikan Hiu Ini Wajahnya Berbentuk Manusia

“Tadinya pakai (Honda) Brio, terus ada teman jual ini (Toyota Alphard 2003). Saya bilang, kalau mau tukar (tambah) sama Brio ya boleh lah. Ternyata dikasih ya sudah ya ambil. Enak lah pakai ini walaupun agak boros,” ujar Dede sambil terkekeh.

Baca Juga:  Dampak Corona, Risma: Sebetulnya Yang Paling Terimbas Adalah UMKM Yang Kecil Sekali

Dede menyatakan, dengan kesuksesan yang dicapai, ia tak hanya ingin membahagiakan diri sendiri tapi juga menularkan kesenangan ke orang-orang di sekitarnya. Setiap tahun, dari hasil simpanannya, ia mengajak anggota Gapoktan Regge untuk berekreasi.

Gapoktan Regge, dikatakan Dede, bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani. Tahun lalu, Gapoktan Regge mendapatkan kepercayaan untuk mengelola program inkubator Bank BRI. Mereka mendapatkan kucuran dana Rp 400.045.000 untuk membuat green house paprika.

“Kalau paprika menjanjikan karena di area Pasirjambu, Ciwidey masih jarang. Demplot paprika ini buat apa? buat pengembangan dari labu acar, (kalau penjualan) berkurang, ini pilihannya, supaya petani atau kelompok kita belajar lagi,” kata Dede.

Baca Juga: WAW Inilah Anggaran Negara Indonesia untuk Pemulihan Ekonomi, Berapa? Yuk Intip

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan