Mantap, Bukan Lagi Sarang Komunis, Rusia Di Era Putin Punya 8.000 Masjid

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri upacara penyerahan medali Bintang Emas kepada para pahlawan pekerja, di tengah peringatan Hari Rusia di Moskwa, 12 Juni 2020.(AP Photo/Pool Sputnik Kremlin/Mikhail Klimentyev)

IDTODAY.CO – Saat ini  Rusia tidak lagi menjadi surganya paham Komunis.  Presiden Rusia,  Vladimir Putin yang berkuasa mulai tahun 1999 tergolong ramah bagi umat Islam, dia juga bukan penganut  paham komunis, tapi berpaham ortodoks.

“Rusia ini bukan komunis lagi. Di sana, Partai Komunis itu (kini) kursinya cuma di bawah 10 persen. Putin itu penganut Ortodoks, bukan komunis. Dia memang pernah jadi anggota KBG tapi itu profesional saja,” kata  M. Wahid Supriyadi, Duta besar RI untuk Rusia.

Baca Juga: Jadi Pengusaha Sukses, Mantan Pemulung “Traktir” Warga Naik Helikopter Gratis

Kehidupan beragama di Rusia selama Putin berkuasa terlihat harmonis dan welcome.terhadap semua agama. Perkembangan Islam.di Rusia relatif lebih pesat daripada agama-agama lainnya, para wanita muslimah tidak lagi dilarang berhijab “Di era Putin ini ada sekitar 8.000 masjid di sejumlah wilayah di Rusia,”ucap Wahid sebagaimana dikutip dari detik.com pada Maret 11, 2020.

Baca Juga:  Jenderal Rusia Tidak Lagi Tertarik Ikut Perlombaan Senjata dengan AS

Indonesia dan Rusia sudah terikat dalam hubungan diplomatik sekitar 70 tahun silam. Rusia berperan besar dalam upaya mendorong pengakuan PBB terhadap keaulatan Republik Indonesia.

“Rusia berperan dalam mendorong PBB supaya kita diakui sebagai negara yang berdaulat,” tutur Wahid Supriyadi.

Supriadi menambahkan bahwa hubungan baik antara Indonesia dan Rusia sudah terjalin sejak lama. Hal tersebut dapat dilihat dari kunjungan Tsar Nicolas II ke Batavia pada 1891 untuk menunjuk seorang konsul untuk pertama kalinya di Batavia.

Dalam peradaban yang lebih Kuno, Sunan Ampel sebagai salah seorang penyebar agama Islam di nusantara merupakan keturunan Samarkand, salah satu wilayah Uzbekistan yang termasuk dalam kerajaan Rusia waktu itu.

“Karena itu ada yang menyebut masuknya Islam ke Jawa tidak dari Timur Tengah tapi dari Rusia,” kata alumnus Sastra Inggris UGM itu.

Baca Juga: Hati-hati, Setan Menertawakan Manusia yang Kedapatan Melakukan Hal Sepele ini

Wahid menambahkan bahwa salah satu peninggalan sejarah Islam yang masih berdiri kokoh sampai saat ini diantaranya adalah masjid tertua yang dibangun sekitar 10 abad pasca wafatnya Rasulullah  terdapat di Republik Dagestan dengan 95% warganya beragama Islam.

“Lokasinya di kota Derbent, bangunannya masih orisinal dan masih dijaga hingga saat ini,” lanjut Wahid

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Islam masuk ke Rusia pada abad ke-10 sejak dinasti Rurik, tepatnya tahun 988 di masa Prince Vladimir.

Baca Juga:  Amerika Tuding China & Rusia Manfaatkan Corona Untuk Hancurkan Uni Eropa

Pada zaman tersebut Islam hampir menjadi agama resmi negara, walaupun akhirnya harus kalah dengan Agama Yahudi dan kristen Ortodoks. Hal itu disebabkan Islam melarang keras menkonsumsi alkohol dan sejenisnya.

Selama kurang lebih empat tahun bertugas di Rusia, Wahid berhasil mengunjungi beberapa masjid yang sebagian jemaahnya mengenal Indonesia dan Soekarno. Dari merekalah informasi-informasi seputar Islam di Rusia didapatkan.

Untuk mengabadikan kenangan tersebut, Wahid menulis sebuah artikel Soekarno dan jasanya dalam mengembalikan masjid Biru di St. Petersburg kepada umat Islam. Dalam tulisan beliau tergambar jelas bahwa masa keemasan hubungan Indonesia dan Rusia terjadi pada kepemimpinan bapak Proklamator Republik Indonesia tersebut.

Baca Juga: Bertobat, Nabi Sulaiman Sembelih 900 Kuda Kebanggaan Karena Lupa Sholat Ashar

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan